Minggu, 20 November 2011

Kuhapus Lelahku dengan Senyuman mu Ibu



Aku menikmati hari-hari ku disini..
Ku mulai aktivitasku dengan membuat bento di Pagi hari..
Menghabiskan waktu ku sepanjang hari di kampus..
Dan bersepeda kembali ke asrama di kala larut sambil bernyanyi Untuk menghangatkan malam ku...

Mengisi hari Libur ku dengan jalan-jalan menikmati Kota ini
Atau sekedar berkumpul dengan teman-teman ku sebangsa Dan setanah air..

Namun bagaikan dua sisi mata uang,
Terkadang pun Aku merasa lelah..

Fisik ku mulai lelah dengan semua ini...
Bersepeda setiap hari melewati jalan yang sempit dan berbukit
Ditambah lagi dinginnya udara Pagi apalagi di malam hari.
Semakin lelah karena dikepala ku memikirkan banyak hal.
Report yang menumpuk, belajar Dan mencari tau sesuatu yang baru Dan mendiskusikannya dengan sensei setiap saat..
Ini yang paling banyak menguras energy cos diskusi itu seperti ujian lisan bagiku ... Hmmm

Lelah..

Cadangan energy ku pun mulai menipis
Report yang deadline esok hari tak mampu lagi membuatku terjaga...

Namun, Itu semua harus ku jalani dan ku nikmati..
Karena itu adalah jalan yang telah ku pilih dengan penuh kesadaran
Karena yang terjadi saat ini adalah bagian dari pilihan ku sendiri
Dan aku harus bertanggung jawab untuk itu..

Malam ini,

Walaupun isinya tidak ku mengerti tapi televisi itu pun akhirnya menina bobokkan ku
Layaknya seorang ibu yang meninabobokkan buah hati nya..
Dalam dinginnya malam, selimut listrik ini pun menghangatkan ku..
Sambil membayangkan kehangatan ketika berbaring dipangkuan ibu ku..
Lembutnya selimut ini membuatku nyaman,
Seraya mengenang kenyamanan dan kelembutan belaian kasih sayang Ibu ku...

Malam ini akan ku hilangkan rasa lelah ini..
Ku hilangkan dengan membayangkan akan kehadiran Ibu ku disini
Akan ku bawa serta pula senyum bahagianya ke dalam mimpi ku
Dengan demikian malam ini pun akan ku lalui dengan sempurna
Sesempurna bulatnya bulan purnama

Sekiranya Tuhan mengizinkan,
Esok aku akan bangun dengan energy yang baru
Penuh ceria menikmati indahnya Pagi Matsuyama..
Dan aku pun siap Dan penuh Semangat menjalani hari-hari ku berikutnya...

Selamat beristrahat semuanya, good night and have a nice dream

-ika Laban-

Read More ..

Jumat, 04 November 2011

A Short Story of Florence Nightingale

Initially, I thought that the material of this lecture not far from the Land Conservation and Irrigation Engineering I. Because the first lecture, then I think the material will talking about the introduction of soil conservation in Japan, the origin of them conserve their land, why lan conservation is important, the techniques of soil conservation that they have used and several soil conservation case studies in Japan.

As usual, every lecture material already available on the campus web site and even the officer send it to each student email. Students simply download and bring it the material to the classroom. However, after I downloaded it, I was confuse to see the material. My prediction missed from the target. We were only given a sheet of paper of which only a few pictures along with a brief and simple questions about the pictures such as “who is this lady?. What is the book?, who are they? And who wrote this color graph?”.

Actually, the material for this lecture is about Florence Nightingale. Then I was confuse and wondering what is the relationship between Florence Nightingale with Land Conservation and Irrigation Engineering. Due to my knowledge that Florence Nightingale was a pioneer of nursing. But through this lecture, I know the other side of Florence Nightingale. 


She is a wealth lady, have a high humanitarian spirit, and also intelligent. Through this lecture too, I know who is the inventor of pie chart. Like me, perhaps many student do not know about Florence Nightingale. She was one of the world’s greatest woman in history. Born in Florence, Italy on May 12, 1820. Like R.A Kartini and Dewi Sartika (my national heroes in Indonesia), Florence Nightingale is also the figure of woman of noble wealthy, regardless of the surroundings, and got the call to fight for the dignity of women and nurses in particular for women of her time. Where at the time, especially in Britain, people assume that professional nursing is a profession for women inferior, especially for the wealthy and educated women like Florence Nightingale. 
Besides known as a pioneer of nursing, interest and mathematical abilities since early childhood had made Florence become one of the characters who played a role important in terms of statistics. Florence Neightingale famous have been using imaginari, logic, and common sense to determine the factors most likely to cause disease. She used statistical analysis in order to save many human lives. The report notes Matters Affecting the Health of the British Army (1858), Florence found a pie chart to create statistic graphs to show more soldiers died from the condition of the hospital environment is not healthy than because of the war.
Finally, Through this lecture I know the story of Florence Nightingale who was willing to leave the comfort zone in order to helping others. With her intelligence, she found the solution of problems faced at the time. She has contributed greatly not only for her nation but also for the world, not only about nursing but also about the development of statistical science and its applications. The story of Florence Nightingale is worthy to set an example for other women, especially for women in developing countries like me. That to advance the nation, other than a tough men, it is necessary also women who are not only beautiful and intelligent but also women must have a high humanitarian spirit. 
Thank you very much for Prof. Takeo Maruyama Sensei lecture.

Read More ..

Florence Nightingale - Perawat - Konservasi Lahan

Oke...Well.. Salah satu seminar dalam mata kuliah di semester ini yaitu Land Conservation and Irrigation Engineering I. Seminar ini diikuti oleh beberapa student international dari Ehime University, Kochi University, and Kagawa University. Karena pesertanya berasal dari berbagai universitas dan terletak di daerah yang berbeda maka kuliahnya menggunakan sistem video converence atau jarak jauh. Senseinya sendiri berada di Mukogawa women’s University.

Awalnya saya berfikir bahwa materi seminar kali ini tidak jauh dari Land Conservation and Irrigarion Engineering I. Karena edisi pertama, maka saya berfikir materinya tidak jauh dari pengantar konservasi tanah di Negeri Matahari ini, asal mula mereka mengkonservasi lahannya, kenapa konservasi lahan penting bagi mereka, teknik-teknik konservasi apa saja yang telah mereka gunakan dan disertai dengan studi kasus di beberapa wilayah jepang.


Seperti biasanya, setiap materi seminar atau kuliah sudah tersedia di web site kampus dan bahkan dikirim ke email masing-masing. Peserta hanya mendowlnload dan membawanya ke ruang kelas. Namun, setelah saya mendownloadnya, betapa herannya saya ketika melihat materi seminar yang akan saya ikuti ini. Bahkan teman saya sempat tertawa melihat materi itu. Prediksi saya meleset jauh dari sasaran. Kami hanya diberi selembar kertas timbal balik yang isinya hanya gambar-gambar beserta sedikit pertanyaan singkat dan sederhana mengenai gambar tersebut seperti “who is this lady ?, what is the book?, who are they?, and who wrote this color graph?”. Ternyata materi dalam seminar Land Conservation and Irrigation Engineering ini mengenai Florence Nightingale. 


Ah….Florence Nightingale…??? “Hmmm..apa hubungannya Florence Nightingale dengan konservasi lahan dan teknik irigasi ya..??” gumamku dalam hati. 


Seperti halnya saya, mungkin banyak yang belum tau tentang Florence Nightingale. Wanita ini salah satu wanita terhebat di dunia dalam sejarah. Lahir di Florence, Italia 12 Mei 1820 (makanya ia diberi nama Florence, untuk mengenang tempat kelahirannya). Layaknya R.A Kartini dan Dewi Sartika, Florence Nightingale juga merupakan sosok wanita keturunan bangsawan yang kaya raya, peduli terhadap lingkungan sekitarnya, serta mendapat panggilan untuk memperjuangkan nasib dan harkat perempuan khususnya bagi perawat-perawat wanita pada masanya. Dimana pada masa itu (sekitar 1841 – 1853), khususnya di Inggris, masyarakat menganggap bahwa profesi perawat bagi kaum wanita adalah profesi rendahan. Apalagi bagi wanita kaya dan berpendidikan. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila yang berasal dari keluarga tentara yang miskin dan mengikuti kemana tentara pergi. Banyak pasien mempermalukan wanita sebagai perawat di rumah sakit dengan tidak senonoh. Perawat pada masa itu pula lebih sering berfungsi sebagai tukang masak. 


Kondisi ini berbeda dengan perawat di Jerman. Ketika ia mengunjungi Jerman tahun 1846 dan mengenal lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya, dan dibantu oleh perawat dalam hal ini biarawati Lutheran, Ia terpesona dengan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan. Hal ini lah yang melatar belakangi keinginannya untuk menjadi perawat di Inggris. 


Selain dikenal sebagai pelopor keperawatan, minat dan kemampuan matematis yang dimilikinya semenjak kecil membuat Florence menjadi salah satu tokoh yang turut berperan penting dalam hal statistik . Florence Neightingale terkenal telah menggunakan imajinari, logika, dan akal sehat untuk menentukan faktor-faktor yang paling memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya penyakit. Ia munggunakan analisis statistic untuk menyelamatkan banyak nyawa manusia. Dalam Catatan laporan hasil Matters Mempengaruhi Kesehatan Tentara Inggris (1858), Florence menemukan diagram pie dengan membuat grafik statistik untuk menunjukkan lebih banyak prajurit yang tewas karena kondisi lingkungan rumah sakit yang tidak sehat daripada karena pertempuran. Hal ini juga menyebabkan dia menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai anggota Masyarakat Statistik, untuk kontribusinya statistik militer dan rumah sakit. 


Belakangan, Florence mempelajari sanitasi di India dengan statistik yang komprehensif. Ia juga menjadi orang terkemuka yang memperkenalkan pengembangan pelayanan medis dan kesehatan publik di sana. Atas perannya ini, ia menjadi wanita pertama yang berbagian dalam Royal Statistical Society, yang juga menjadi anggota kehormatan dari American Statistical Association. Selain mempromosikan keseragaman statistik di rumah sakit sehingga memudahkan perbandingan menyeluruh di seluruh negeri, Florence juga merupakan salah satu penguji data yang berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan. Ia juga menjadi orang pertama yang memimpin studi tingkat kelahiran anak-anak Aborigin di daerah-daerah koloni Inggris.


Florence Nightingale meninggal pada tahun pada tanggal 13 Agustus 1910 saat ia berusia 90 tahun dan penyebab kematiannya adalah gagal jantung. Ia telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan pondasi keperawatan. 


Ada pertanyaan..??nggak ada...?? oke… Seminar pun selesai.. ^_^ 


Walaupun pertanyaan awalku belum terjawab, paling tidak dari seminar ini, aku sudah mengenal si Florence dan mengetahui sedikit tentang profesi keperawatan. Perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan khusus. Terlebih lagi ketika sang perawat harus tetap sabar menghadapi pasien maupun keluarga pasien yang bandel dan penuh dengan neko-neko. Tidak hanya menyembuhkan sakitnya pasien tapi juga menjaga perasaan si pasien. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya. 


Salut buat teman-teman perawat dan guru-gurunya ^_^ 


Btw…kalau perawatnya yang sakit apakah nggak sebandel dengan pasien yang bukan perawat ya..??? hehehhe **piss buat teman-teman perawat..** ^_^ 


 -ika laban- 
**masih mencari-cari kaitan antara Floren Nightingale – Perawat – Statistik – Konservasi Lahan untuk bahan report buat besok**

Read More ..