Jumat, 04 November 2011

Florence Nightingale - Perawat - Konservasi Lahan

Oke...Well.. Salah satu seminar dalam mata kuliah di semester ini yaitu Land Conservation and Irrigation Engineering I. Seminar ini diikuti oleh beberapa student international dari Ehime University, Kochi University, and Kagawa University. Karena pesertanya berasal dari berbagai universitas dan terletak di daerah yang berbeda maka kuliahnya menggunakan sistem video converence atau jarak jauh. Senseinya sendiri berada di Mukogawa women’s University.

Awalnya saya berfikir bahwa materi seminar kali ini tidak jauh dari Land Conservation and Irrigarion Engineering I. Karena edisi pertama, maka saya berfikir materinya tidak jauh dari pengantar konservasi tanah di Negeri Matahari ini, asal mula mereka mengkonservasi lahannya, kenapa konservasi lahan penting bagi mereka, teknik-teknik konservasi apa saja yang telah mereka gunakan dan disertai dengan studi kasus di beberapa wilayah jepang.


Seperti biasanya, setiap materi seminar atau kuliah sudah tersedia di web site kampus dan bahkan dikirim ke email masing-masing. Peserta hanya mendowlnload dan membawanya ke ruang kelas. Namun, setelah saya mendownloadnya, betapa herannya saya ketika melihat materi seminar yang akan saya ikuti ini. Bahkan teman saya sempat tertawa melihat materi itu. Prediksi saya meleset jauh dari sasaran. Kami hanya diberi selembar kertas timbal balik yang isinya hanya gambar-gambar beserta sedikit pertanyaan singkat dan sederhana mengenai gambar tersebut seperti “who is this lady ?, what is the book?, who are they?, and who wrote this color graph?”. Ternyata materi dalam seminar Land Conservation and Irrigation Engineering ini mengenai Florence Nightingale. 


Ah….Florence Nightingale…??? “Hmmm..apa hubungannya Florence Nightingale dengan konservasi lahan dan teknik irigasi ya..??” gumamku dalam hati. 


Seperti halnya saya, mungkin banyak yang belum tau tentang Florence Nightingale. Wanita ini salah satu wanita terhebat di dunia dalam sejarah. Lahir di Florence, Italia 12 Mei 1820 (makanya ia diberi nama Florence, untuk mengenang tempat kelahirannya). Layaknya R.A Kartini dan Dewi Sartika, Florence Nightingale juga merupakan sosok wanita keturunan bangsawan yang kaya raya, peduli terhadap lingkungan sekitarnya, serta mendapat panggilan untuk memperjuangkan nasib dan harkat perempuan khususnya bagi perawat-perawat wanita pada masanya. Dimana pada masa itu (sekitar 1841 – 1853), khususnya di Inggris, masyarakat menganggap bahwa profesi perawat bagi kaum wanita adalah profesi rendahan. Apalagi bagi wanita kaya dan berpendidikan. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila yang berasal dari keluarga tentara yang miskin dan mengikuti kemana tentara pergi. Banyak pasien mempermalukan wanita sebagai perawat di rumah sakit dengan tidak senonoh. Perawat pada masa itu pula lebih sering berfungsi sebagai tukang masak. 


Kondisi ini berbeda dengan perawat di Jerman. Ketika ia mengunjungi Jerman tahun 1846 dan mengenal lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya, dan dibantu oleh perawat dalam hal ini biarawati Lutheran, Ia terpesona dengan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan. Hal ini lah yang melatar belakangi keinginannya untuk menjadi perawat di Inggris. 


Selain dikenal sebagai pelopor keperawatan, minat dan kemampuan matematis yang dimilikinya semenjak kecil membuat Florence menjadi salah satu tokoh yang turut berperan penting dalam hal statistik . Florence Neightingale terkenal telah menggunakan imajinari, logika, dan akal sehat untuk menentukan faktor-faktor yang paling memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya penyakit. Ia munggunakan analisis statistic untuk menyelamatkan banyak nyawa manusia. Dalam Catatan laporan hasil Matters Mempengaruhi Kesehatan Tentara Inggris (1858), Florence menemukan diagram pie dengan membuat grafik statistik untuk menunjukkan lebih banyak prajurit yang tewas karena kondisi lingkungan rumah sakit yang tidak sehat daripada karena pertempuran. Hal ini juga menyebabkan dia menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai anggota Masyarakat Statistik, untuk kontribusinya statistik militer dan rumah sakit. 


Belakangan, Florence mempelajari sanitasi di India dengan statistik yang komprehensif. Ia juga menjadi orang terkemuka yang memperkenalkan pengembangan pelayanan medis dan kesehatan publik di sana. Atas perannya ini, ia menjadi wanita pertama yang berbagian dalam Royal Statistical Society, yang juga menjadi anggota kehormatan dari American Statistical Association. Selain mempromosikan keseragaman statistik di rumah sakit sehingga memudahkan perbandingan menyeluruh di seluruh negeri, Florence juga merupakan salah satu penguji data yang berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan. Ia juga menjadi orang pertama yang memimpin studi tingkat kelahiran anak-anak Aborigin di daerah-daerah koloni Inggris.


Florence Nightingale meninggal pada tahun pada tanggal 13 Agustus 1910 saat ia berusia 90 tahun dan penyebab kematiannya adalah gagal jantung. Ia telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan pondasi keperawatan. 


Ada pertanyaan..??nggak ada...?? oke… Seminar pun selesai.. ^_^ 


Walaupun pertanyaan awalku belum terjawab, paling tidak dari seminar ini, aku sudah mengenal si Florence dan mengetahui sedikit tentang profesi keperawatan. Perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan khusus. Terlebih lagi ketika sang perawat harus tetap sabar menghadapi pasien maupun keluarga pasien yang bandel dan penuh dengan neko-neko. Tidak hanya menyembuhkan sakitnya pasien tapi juga menjaga perasaan si pasien. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya. 


Salut buat teman-teman perawat dan guru-gurunya ^_^ 


Btw…kalau perawatnya yang sakit apakah nggak sebandel dengan pasien yang bukan perawat ya..??? hehehhe **piss buat teman-teman perawat..** ^_^ 


 -ika laban- 
**masih mencari-cari kaitan antara Floren Nightingale – Perawat – Statistik – Konservasi Lahan untuk bahan report buat besok**

Tidak ada komentar: