Rabu, 19 Oktober 2011

Bagiku Assalamu'alaikum Bukan Sekedar Salam...

Assalamu'alaikum.... Tiba-tiba saja terdengar ucapan salam di jalan siang tadi. Spertinya salam itu ditujukan kepadaku. Sama siapa lagi, dipinggir jalan itu hanya ada sekitar 3 orang yang melintas, di depan ku seorang wanita china (dia temanku), satunya lagi wanita jepang yang tidak ku kenali, dan saya sendiri wanita berjilbab dari indonesia. Mendengar salam itu, sambil menggayung sepeda refleks saja saya balik mencari sumber salam itu. Ternyata, salam itu terlintas dari seorang pria yang sedang mengendarai mobil disampingku dan tidak saya kenali. Pria bersorban,berkulit hitam, dan berjanggut dan spertinya dia dari Timur Tengah. Walaupun tidak saya kenal, saya balas aja dengan "Wa'alaikum salam warohmatullah.." Bukankah memberi salam itu sunah dan suatu kewajiban bagi orang yang disalami itu untuk menjawabnya. Ini kali kedua saya diberi ucapan "Assalamu'alaikum.." di kota ini. Ucapan salam dari sesama muslim yang berbeda negara dan tidak kukenali. Yang pertama, ucapan salam itu terlontar dari teman sesama muslim dari Malaysia. Ketika itu, saya sedang parkir sepeda di Johoku Kampus, kemudian berpapasan dengan gadis asal Malaysia ini. Berhubung kami mengenakan jilbab, langsung aja dia menyapaku dengan Assalamu'alaikum... dan dengan senangnya ku jawab Wa'alaikum salam warohmatullah...Yang belakangan ku tahu kalau namanya Aisyah. Kami bertemu kembali pada saat Welcome party yang dilaksanakan oleh perhimpunan mahasiswa international di kampus. Aisyah, gampang dikenali kok, berhubung dia berjilbab dan menggunakan baju khas malaysia (sesperti mahasiswi kedokteran asal malaysia di kampus UNHAS). Dulu, di kampung halaman, ucapan salam sperti itu merupakan hal yang biasa dan lumrah bagi semua orang. Dimana-mana saya dapat mendengar orang slalu mengucapkan Asslamu'alaikum... ketika berjumpa maupun berpisah kembali. Namun skarang, saya sebagai bagian dari kaum minoritas yang tinggal di kota yang mayoritas non muslim dimana mereka jika bertemu slalu mengucapkan "ohayo gozaimasu" (Selamat pagi), "koniciwa" (selamat siang) dan "konbawwa" (selamat malam) setiap kali bertemu; maka ucapan "Assalamu'alaikum.." itu jarang skali terdengarkan kecuali jika bertemu dengan teman-teman dari Indonesia. Tapi intensitas ketemuannya juga sesekali aja berhubung semua sibuk dengan rutinitas kampusnya. Sehingga ketika ada yang mengucapkan salam itu rasanya senang banget tak terkira...bahkan aku sampai senyum-seyum bahagia sendiri...**gubraks..** tapi ini betul loh. Disini, "Asslamua'laikum..." bagiku bukan hanya sekedar salam saat berjumpa maupun berpisah antar sesama muslim. Tapi, salam ini sebagai doa dan penanda kalau disini, di kota kecil ini dimana tidak banyak orang yang mengetahuinya; saya, negara Indonesia tidak sendiri, ada juga orang muslim dan negara muslim lainnya. Dari salam ini, rasa peduli antar sesama itu muncul. Wajar saja menurutku, karena setelah googling berbagai sumber "Assalamu'alaikum.." itu berarti "Semoga Allah menjadi pelindungmu..". Itu berarti, mreka telah berdoa untuk ku. Hasil googling ku juga menemukan bahwa "makna salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi juga memberikan alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Salam merupakan doa agar kita hidup dengan penuh kebaikan. Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT. Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, "Aku berdoa semoga kamu sejahtera." Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan(perlakuan)-nya, lidah(lisan)-nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda." Begitu ringan untuk berucap "salam" tetapi begitu besar makna dan impact sebuah kata "Assalamu'alaikum.." Saya dari Indonesia, Aisyah dari Malaysia, dan Lelaki bersorban itu yang spertinya dari Timur Tengah; kami tidak saling mengenal tapi mreka mau berdoa untukku supaya Allah selalu melindungiku. Di tempat yang jauh dari rumah, sanak keluarga, teman dan sahabat ternyata ada juga yang berdoa untuk ku. Dan saya sangat bersyukur untuk itu. Mereka telah menularkan energi positif ke saya dan hal ini mengingatkan ku bahwa kepada siapapun itu, tidak dikenal apalagi kalau dikenal sepantasnya lah kita semua slalu saling peduli dan berbuat baik. Istilah "i don't care" atau "rasa tidak peduli" sebaiknya dihilangkan dari kamus kehidupan kita. Berdoa untuk kebaikan orang lain merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama. Kalau tidak salah, berdoa untuk kebaikan orang lain dan menyenangkan hati orang lain adalah ibadah serta mendapat pahala disisi-Nya. Dan mereka telah mendoakan dan menyenangkan hatiku saat ini, semoga Allah selalu melindungi dan menyayangi mereka. Dengan membudayakan “Asslamu’alaikum” yang bukan sekedar salam ini semoga dapat menjadi cikal bakal terciptanya saling peduli dan kerukunan antar sesama.. Amin. -Ika Laban, 191011- Takanoko cho.

Tidak ada komentar: